Saterdag 22 Maart 2014

LIMBAH B3



1. Menurut PP No. 18 Tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
      Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
2. golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:
·         mudah meledak;                                                
·         pengoksidasi;
·         sangat mudah sekali menyala;
·         sangat mudah menyala;
·         mudah menyala;
·         amat sangat beracun;
·         sangat beracun;
·         beracun;
·         berbahaya;
·         korosif;
·         bersifat iritasi;
·         berbahayabagi lingkungan;
·         karsinogenik;
·         teratogenik;
·         mutagenik.
Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu:
·         mudah meledak;
·         mudah terbakar;
·         bersifat reaktif;
·         beracun;
·         menyebabkan infeksi;
·         bersifat korosif.
3. klasifakasi limbah B3
1. Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
     ·         Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal        dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudahmenguap.
     ·         Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
     ·         Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn lumpur   aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
    ·         Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.
2. Limbah Logam Berat Beracun di Perairan  
          Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977).
3. Limbah Deterjen
       Deterjen merupakan produk teknologi yang strategis, karena telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern mulai rumah tangga sampai industri. Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan penyusun, yaitu :
1.    surfaktan, yang merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat kotoran pada pakaian. ABS memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme (nonbiodegradable).
2.    senyawa fosfat (bahan pengisi), yang mencegah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat digunakan oleh semua merk deterjen memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang menyebabkan Booming Algae (meledaknya populasi tanaman air)
3.    Pemutih dan pewangi (bahan pembantu), zat pemutih umumnya terdiri dari zat natrium karbonat. Menurut hasil riset organisasi konsumen Malaysia (CAP) Pemutih dapat menimbulkan kanker pada manusia. sedangkan untuk penwangi lebih banyak merugikan konsumen karena bahan ini membuat makin tingginya biaya produksi, sehingga harga jual produk semakin mahal. Padahal zat pewangi tidak ada kaitannya dengan kemampuan mencuci.
4.    bahan penimbul busa, yang sebenarnya tidak diperlukan dalam proses pencucian dan tidak ada hubungan antara daya bersih dengan busa yang melimpah.
5.    Fluorescent, berguna untuk membuat pakaian lebih cemerlang.

4.contoh limbah B3
Contoh limbah B3 : zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umum

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking